AIDA dan Variasinya
Sejarah, Pengertian, dan Pengembangan dari Teknik Marketing AIDA
by / Mar 29, 2023 / Message In The Bottle
Share
Retweet
Pin

Para marketer, terutama yang berjaya pada era sebelum daring, pasti akrab dengan istilah “AIDA”. AIDA yang merupakan singkatan dari Attention, Interest, Desire, Action ini merupakan salah satu dari sekian banyak model dan konsep marketing klasik yang sering digunakan.

Mengapa AIDA merupakan bagian dari marketing kasik? Apa saja pengertian dari masing-masing poin? Bagaimana sejarah dan apa sajakah perkembangan dari konsep AIDA? Mari kita bahas satu per satu.

Konsep AIDA pertama kali dicetuskan oleh seorang pengusaha asal Amerika bernama Elias St. Elmo Lewis pada tahun 1898. Ia lahir di Maryland, Amerika Serikat dan memulai karirnya di dunia periklanan sebagai sales di perusahaan percetakan.

Lewis merupakan salah satu pengusaha yang eksis di era pemasaran dengan teknik door to door. Konsep AIDA yang merupakan inovasi marketing terbaru pada masanya menjadikan ia sebagai salah satu dari pelopor Periklanan Modern dikarenakan tekniknya dalam berbicara tentang cara menarik perhatian pembaca saat memberikan informasi, hingga mengubah mereka menjadi pelanggan.

Konsep AIDA sendiri merupakan salah satu konsep marketing yang masih relevan digunakan hingga saat ini, meskipun memang terdapat penyesuaian yang dilakukan seiring dengan perkembangan zaman dan maraknya penggunaan internet dalam dunia periklanan hingga saat ini.

aida-model_1

Piramida model AIDA

AIDA, yang merupakan kepanjangan dari Attention, Interest, Desire, dan Action masing-masing memiliki definisinya sendiri. Apa sajakah definisi tersebut? Kita simak yuk, Gengs!


Attention

Attention atau Awareness yang berarti atensi atau perhatian adalah langkah pertama dari AIDA yang berfokus untuk membuat target konsumen mengetahui produk yang ingin dipromosikan. Cara ini dapat berupa penempatan iklan di tempat yang tidak terduga, iklan dengan citra yag provokatif, headline yang menarik, menggunakan gambar, video atau kalimat pembuka yang membuat rasa penasaran.

Sayangnya, bagian ini seringkali diabaikan oleh banyak pemasar. Mengapa? Banyak yang berasumsi bahwa produk dan jasa sudah mendapatkan perhatian dari konsumen tanpa membutuhkan pemasaran terlebih dulu. Padahal, tahapan ini sangat dibutuhkan untuk memberi edukasi agar tidak mengandalkan asumsi jika semua orang sudah tahu produk yang dijual.

Pada saat inilah peran tim marketing dibutuhkan. Sebuah iklan, baik iklan tersebut terbit di media cetak maupun siar, haruslah menarik perhatian. Konten yang menarik biasanya berisi pesan yang personal, provokatif dan informatif. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai ciri-ciri konten yang menarik, kita bahas di artikel selanjutnya, ya!


Interest

Yang kedua adalah Interest. Interest adalah bagaimana cara kita sebagai penyedia barang atau jasa menarik dan mempertahankan minat konsumen. Hal ini dapat tercapai apabila pelanggan terlibat aktif dengan iklan tersebut melalui ketertarikan dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Seorang tim marketing harus mampu menganalisis untuk mengetahui siapa sasaran target iklan, apa yang penting bagi mereka, apa kebutuhan mereka, serta solusi apa yang bisa ditawarkan melalui produk atau layanan tersebut.

Interest dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan cara menonjolkan sisi manfaat dari produk yang dijual. Pada tahap ini, penjual harus bisa menampilkan keunggulan atau kelebihan produk atau jasa yang dijual sehingga konsumen memiliki minat dan tertarik untuk membelinya.

Manfaat-manfaat tersebut dapat ditonjolkan melalui iklan yang bisa memberi dampak, seperti terpecah dalam beberapa bagian dan mudah dipahami serta dibaca. Dikarenakan konsumen kadang mudah terdistraksi, tentunya iklan harus dibuat dengan fokus target yang relevan. Data-data target tersebut bisa didapatkan melalui alat analisis web atau media sosial seperti Google Analytics atau Facebook Analytics.

Sebagai contoh, seorang target konsumen yang berencana untuk membeli headset barangkali akan mengunjungi situs-situs penjual headset maupun membaca artikel dan melihat video review tentang headset. Di saat inilah pengaplikasian copywriting yang tepat dapat dilakukan dengan cara menuliskan 300 kata pertama dalam copywriting web yang menarik. Dengan begitu kamu mampu mempertahankan minat pembeli.


Desire

Setelah memastikan bahwa konsumen mengetahui produk atau jasa yang dijual serta membuat konsumen tertarik akan produk atau jasa tersebut, inilah saatnya berusaha membuat konsumen menginginkan produk yang ditawarkan kepada mereka. Di tahap ini, tim marketing harus mampu membantu pelanggan menyadari pentingnya produk atau jasa tersebut. Tentunya hal ini terjadi setelah tim marketing mampu meyakinkan dan menumbuhkan minat calon konsumen terhadap produk.

Cara yang biasanya dilakukan adalah menginformasikan benefit produk dengan menggunakan kalimat-kalimat yang bisa menyentuh emosi calon konsumen, atau menjelaskan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan dapat mengubah hidup mereka atau menyelesaikan masalah mereka. Dapat pula disertakan testimoni dari yang pernah menggunakan produk atau jasa terdahulu.


Action

Di tahap terakhir dari proses AIDA ini, dibutuhkan kalimat persuasif agar konsumen dapat terdorong untuk mengambil tindakan, yaitu membeli produk yang ditawarkan. Pemasaran yang dilakukan tentu harus membuat munculnya rasa urgensi, bahkan rasa motivasi bagi pelanggan untuk bisa membeli produk atau menikmati jasa tersebut.

Contoh Action yang dapat diaplikasikan seperti pembatasan masa penawaran, misalnya “Dapatkan diskon 60% dari hari Senin hingga Jumat!” ataupun dengan menginformasikan bahwa produk yang dijual hanya tinggal 1 unit sehingga harus segera dibeli atau akan kehabisan. Bisa juga dapat ditambahkan bonus seperti beli 1 gratis 1 untuk menarik konsumen lebih lagi.

Menurut artikel Glints tentang AIDA, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode AIDA.

Untuk kelebihan dari AIDA sendiri, dikarenakan model AIDA sudah berada lebih dari 100 tahun dan mampu menggambarkan proses pembelian seseorang dengan sangat sederhana, hal ini menjadikan model AIDA menjadi model marketing yang timeless.

Namun model marketing ini juga tidak luput dari kekurangani. Contohnya seperti kurangnya model tersebut dalam melihat faktor-faktor lain seperti ketersediaan barang, harga, kepuasan konsumen, dan rekomendasi dari lingkungan sekitar. Model AIDA ini pun belum memperhitungkan impulse purchase atau pembelian mendadak.

Variasi AIDA

Model AIDA sangat terkenal hingga terdapat banyak model yang didasari dari AIDA. Disadur dari Harmony, terdapat beberapa variasi model tiruan ataupun modifikasi dari AIDA itu sendiri.

Beberapa model tersebut antara lain:

- DAGMAR: (Defining Advertising Goals for Measured Advertising Results)
- AIDAS: (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction)
- AISDALSLove: (Attention, Interest, Search, Desire, Action, Like/dislike, Share, Love/hate)
- Lavidge et al.’s Hierarchy of Effects : (Awareness, Knowledge, Liking, Preference, Conviction, Purchase)
- McGuire’s Model: (Presentation, Attention, Comprehension, Yielding, Retention, Behavior)
- Modified AIDA Model: (Awareness, Interest, Conviction, Desire, Action (purchase or consumption)

aida-model

Perbandingan model AIDA dan beberapa variasinya

Model AIDA dan turunannya merupakan salah satu model yang dipakai di dalam agency kami. Jika kamu memiliki bisnis dan sedang mencari cara untuk memasarkan bisnismu, agency kami siap membantu! Kontak kami di catarina@vascojournal.com.

Sumber:
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/aida-adalah/

https://startcopywriting.com/aida-copywriting-formula/

© Vasco. 2023.