Tinta.
Kalian tau nggak sih Gengs, kalau harga tinta dua kali lebih mahal daripada parfum Prancis jika dibandingkan dari segi volume?
Pernyataan ini dikeluarkan oleh Suvir Mirchandani. Seorang siswa asal Pittsburgh yang berhasil menemukan cara menghemat anggaran pemerintah federal Amerika hingga 400 juta USD atau sekitar 4,5 Triliun Rupiah.
Hal ini barangkali memunculkan pertanyaan di benak kita. Benarkah font untuk mencetak berpengaruh dengan boros atau tidaknya tinta dan kertas yang digunakan?
Jawabannya adalah ya. Bahkan sangat berpengaruh. Font dan jenis huruf yang digunakan pada media cetak memiliki dampak yang sangat signifikan pada penggunaan tinta dan kertas. Pemilihan font yang tepat dapat membantu mengurangi jumlah tinta dan kertas yang diperlukan dalam mencetak dokumen, yang secara tidak langsung menjadikannya ramah lingkungan.
Dalam sejarahnya, tipe font Times New Roman memiliki perjalanan yang panjang sejak akhir 1920-an. Pada kala itu, surat kabar Times sedang menawarkan slot iklan di surat kabarnya pada Stanley Morison, seorang konsultan ilmu percetakan/tipografis di Monotype Corporation. Namun, bukannya menawarkan slot iklan seperti penawarannya semula, Times menawarkan iklannya ditata oleh penyusun huruf surat kabar tersebut. Hal ini berujung pada surat kabar Times yang menantang Morison untuk menghasilkan font yang lebih baik.
Tantangan itupun diterima oleh Morison. Pada tahun 1932, Times secara resmi memensiunkan font lama mereka, yaitu Times Old Roman, dan memperkenalkan Times New Roman sebagai standar baru surat kabar itu.
Perbedaan font Times lama dan Times New Roman.
Dirancang secara khusus agar dapat dibaca pada kertas, Times New Roman tidak memiliki sudut tajam atau bagian tebal, guna memastikan tinta tidak akan bocor selama pencetakan. Hal ini otomatis menjadikan font Times New Roman menjadi jenis tulisan yang hemat tinta.
Namun tentu saja, seiring perkembangan zaman, banyak bermunculan jenis-jenis font lainnya yang jauh lebih hemat tinta, dan menjadikan jenis font Times New Roman bukanlah satu-satunya jenis font yang hemat tinta.
Jika kamu ingin menemukan cara lain untuk menghemat tinta, yang pertama kali dipertimbangkan adalah ketebalannya. Font seperti Megalopolis Extra, Boris Black Box, dan Nebraska memiliki karakteristik tebal dan tegas. Sementara font Garamond, Century Gothic, dan Calibri memiliki karakter font yang tipis dan halus.
Contoh perbandingan ketebalan font.
Faktor kedua adalah jarak antar karakter atau dikenal dengan istilah kerning. Karakter font yang memiliki space lebar otomatis membutuhkan lebih banyak kertas untuk mencetak. Berbeda jika space kecil, maka kertas yang dibutuhkan pun sedikit meskipun sama-sama mencetak jumlah huruf yang sama.
Perbedaan font tanpa kerning dan dengan kerning.
Faktor ketiga dan mungkin yang jarang menjadi pertimbangan adalah jumlah piksel yang digunakan pada saat dokumen tersebut dicetak. Semakin banyak piksel yang terdapat di sebuah font maka semakin boros pula tinta printer yang digunakan. Bahkan, upaya untuk mengurangi piksel yang dicetak telah dilakukan dalam bentuk software yang dapat diunduh, yang hasilnya dapat mengurangi penggunaan tinta hingga 50 persen. Contohnya seperti software ecofon.com.
Pada akhirnya, pemilihan font dan jenis huruf yang tepat memiliki pengaruh yang signifikan dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Faktor pendukung lainnya seperti ketebalan huruf, kerning, dan jumlah piksel juga menjadi faktor yang memengaruhi hemat atau tidaknya tinta yang digunakan.
Sehingga secara tidak langsung, kamu jadi bisa menjaga lingkungan hanya dengan sesederhana mengubah jenis huruf.
Sumber:
https://www.merdeka.com/gaya/ide-remaja-14-tahun-ini-hemat-anggaran-amerika-hingga-rp-45-t.html
https://www.dumetschool.com/blog/Cara-Mudah-Menghemat-Tinta-Printer
https://www.androphedia.com/ternyata-font-arial-bikin-boros-tinta/
https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/17/mengungkap-rahasia-sejarah-times-new-roman.html
http://m-haekal.blogspot.com/2012/04/font-hemat-tinta-kenali-cara-hemat.html